Bangkitnya Selatan Global: Megawati Serukan Solidaritas Asia-Afrika-Amerika Latin untuk Tatanan Dunia Baru!

Bangkitnya Selatan Global: Megawati Serukan Solidaritas Asia-Afrika-Amerika Latin untuk Tatanan Dunia Baru!

Megawati Soekarnoputri menyerukan solidaritas kuat antara negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin untuk bersama-sama melawan ketimpangan global dan membangun tatanan dunia yang lebih adil.

Ari Pratama Ari Pratama
Oct 25, 2025 9 min Read
Di tengah ketidakpastian geopolitik dan jurang ketimpangan global yang semakin melebar, sebuah seruan kuat menggema dari Indonesia. Megawati Soekarnoputri, tokoh sentral dalam politik Indonesia dan putri Proklamator RI, Ir. Soekarno, baru-baru ini melontarkan gagasan revolusioner yang mengingatkan kita pada Konferensi Asia-Afrika 1955. Ia menyerukan solidaritas tak tergoyahkan antara negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin untuk bersama-sama menghadapi dan melawan ketimpangan global. Ini bukan sekadar retorika politik biasa; ini adalah panggilan untuk aksi kolektif, sebuah upaya membangun kembali tatanan dunia yang lebih adil dan setara.

Seruan Megawati hadir di saat krusial. Dunia sedang bergulat dengan berbagai krisis, mulai dari pandemi yang belum sepenuhnya usai, ketegangan geopolitik yang meningkat, hingga dampak perubahan iklim yang menghantam negara-negara berkembang paling parah. Di tengah hiruk-pikuk ini, narasi dominan seringkali datang dari kekuatan-kekuatan besar, meninggalkan suara "Selatan Global" terpinggirkan. Namun, Megawati mengingatkan bahwa suara kolektif dari benua-benua ini memiliki bobot sejarah dan potensi masa depan yang tak bisa diremehkan. Artikel ini akan mengupas tuntas mengapa seruan ini begitu relevan, bagaimana akar sejarahnya, dan apa implikasinya bagi masa depan dunia.

Suara Megawati: Menggugat Ketimpangan dan Mendorong Persatuan


Pidato Megawati bukanlah pernyataan kosong tanpa landasan. Ia secara tegas menyoroti ketimpangan yang merajalela dalam berbagai aspek kehidupan global. Dari akses terhadap kekayaan dan teknologi, hingga partisipasi dalam pengambilan keputusan politik internasional, negara-negara di Selatan Global seringkali menjadi pihak yang dirugikan. Sumber daya alam mereka dieksploitasi, pasar mereka didominasi, dan kedaulatan mereka diuji oleh kekuatan-kekuatan hegemoni.

Megawati menyerukan agar negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin tidak lagi menjadi penonton pasif. Sebaliknya, mereka harus bersatu, membangun kekuatan kolektif, dan menjadi pemain aktif yang mampu membentuk lanskap global sesuai kepentingan bersama. Ini berarti menuntut perlakuan yang adil dalam perdagangan internasional, akses yang setara terhadap vaksin dan teknologi, serta representasi yang lebih proporsional di lembaga-lembaga global seperti Perserikatan Bangsa-Bangsa, Dana Moneter Internasional (IMF), dan Bank Dunia. Pesan intinya jelas: ketidakadilan global tidak akan berhenti tanpa ada perlawanan kolektif yang terorganisir.

Kilas Balik Sejarah: Semangat Bandung yang Tak Pernah Padam


Seruan Megawati tidak dapat dilepaskan dari warisan sejarah yang kuat, terutama Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Bandung pada tahun 1955. Ayahnya, Presiden Soekarno, adalah salah satu arsitek utama KAA, yang menjadi tonggak sejarah kebangkitan negara-negara Asia dan Afrika dari cengkeraman kolonialisme. Konferensi ini melahirkan "Dasa Sila Bandung" yang menekankan prinsip-prinsip perdamaian, kerja sama, kedaulatan, dan non-intervensi.

Semangat Bandung bukan hanya tentang kemerdekaan politik, tetapi juga tentang kemandirian ekonomi dan keadilan sosial bagi seluruh umat manusia. Ini adalah cikal bakal Gerakan Non-Blok, sebuah upaya untuk tidak terperangkap dalam bipolaritas Perang Dingin, melainkan membangun jalur independen bagi negara-negara berkembang. Megawati dengan lugas mengingatkan bahwa meskipun kolonialisme fisik mungkin telah berakhir, bentuk-bentuk baru kolonialisme—ekonomi, budaya, dan teknologi—masih bergentayangan. Oleh karena itu, semangat persatuan dan perlawanan yang sama, yang pernah menyala di Bandung, kini harus dihidupkan kembali untuk menghadapi tantangan abad ke-21. Ini adalah upaya untuk melanjutkan perjuangan "Dekolonisasi Kedua," bukan lagi dari penjajahan fisik, melainkan dari struktur ketidakadilan ekonomi dan politik global.

Mengapa Solidaritas Ini Penting Saat Ini? Tantangan dan Peluang


Dunia saat ini berada di persimpangan jalan. Berbagai isu kompleks menuntut respons kolektif, namun seringkali kepentingan nasional yang sempit atau dominasi kekuatan tertentu menghambat kemajuan. Solidaritas Asia-Afrika-Amerika Latin menawarkan jalan keluar.

Tantangan Ekonomi dan Geopolitik



  • Ketimpangan Ekonomi yang Meluas: Laporan-laporan menunjukkan bahwa kekayaan global semakin terkonsentrasi di tangan segelintir elite dan negara-negara maju. Negara-negara berkembang kesulitan mengejar ketertinggalan karena struktur perdagangan yang tidak adil, beban utang yang melilit, dan keterbatasan akses terhadap teknologi.

  • Krisis Iklim dan Lingkungan: Negara-negara di Selatan Global seringkali menjadi korban terbesar perubahan iklim, meskipun kontribusi mereka terhadap emisi gas rumah kaca relatif kecil. Solidaritas memungkinkan mereka untuk menuntut keadilan iklim dan dukungan finansial dari negara-negara industri.

  • Geopolitik yang Bergeser: Dengan munculnya multipolaritas, negara-negara Barat dan Timur besar saling berebut pengaruh. Negara-negara berkembang berisiko terjebak dalam pusaran persaingan ini. Solidaritas dapat memberikan mereka posisi tawar yang lebih kuat untuk mempertahankan kepentingan dan kedaulatan mereka.

  • Pandemi dan Kesehatan Global: Pengalaman pandemi COVID-19 menunjukkan betapa tidak adilnya distribusi vaksin dan sumber daya medis. Dengan bersatu, negara-negara ini dapat mendorong sistem kesehatan global yang lebih merata dan responsif.



Peluang Kerja Sama Selatan-Selatan


Solidaritas yang diusulkan Megawati bukan hanya tentang menentang, tetapi juga tentang membangun. Ada potensi luar biasa dalam kerja sama Selatan-Selatan:

  • Potensi Pasar Internal: Gabungan pasar dari tiga benua ini sangat besar, menawarkan peluang untuk perdagangan internal yang mengurangi ketergantungan pada pasar-pasar tradisional.

  • Pertukaran Pengetahuan dan Teknologi: Banyak negara berkembang memiliki solusi inovatif yang relevan dengan tantangan serupa. Berbagi pengalaman dalam pertanian, energi terbarukan, atau pembangunan infrastruktur dapat mempercepat kemajuan bersama.

  • Peningkatan Kapasitas Negosiasi: Sebuah blok yang bersatu dari Asia, Afrika, dan Amerika Latin akan memiliki suara yang jauh lebih kuat dalam forum-forum internasional, memungkinkan mereka untuk menegosiasikan kesepakatan yang lebih menguntungkan.

  • Membangun Kemandirian: Dengan bekerja sama, negara-negara ini dapat mengurangi ketergantungan pada bantuan asing yang seringkali disertai syarat politis, serta membangun rantai pasok dan kapasitas produksi yang lebih mandiri.



Dari Retorika Menuju Aksi Nyata: Apa Selanjutnya?


Mewujudkan solidaritas semacam ini bukanlah tugas yang mudah. Diperlukan kemauan politik yang kuat, mekanisme koordinasi yang efektif, dan kemampuan untuk mengatasi perbedaan internal di antara negara-negara anggota. Namun, bukan berarti mustahil. Contoh-contoh kerja sama regional seperti ASEAN di Asia Tenggara, African Union di Afrika, dan CELAC di Amerika Latin, meskipun dengan berbagai tantangannya, menunjukkan bahwa kerja sama lintas batas itu mungkin.

Langkah awal bisa dimulai dengan penguatan forum-forum yang sudah ada, revitalisasi hubungan bilateral dan multilateral antarnegara di tiga benua, serta identifikasi proyek-proyek bersama yang konkret di bidang ekonomi, infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan. Indonesia, dengan sejarahnya sebagai pelopor Gerakan Non-Blok dan posisinya yang strategis, memiliki peran krusial sebagai katalisator. Kepemimpinan Indonesia, khususnya melalui tokoh seperti Megawati yang memiliki ikatan historis dan visi yang kuat, dapat menjadi pendorong utama bagi inisiatif ini.

Kesuksesan seruan ini akan sangat bergantung pada seberapa jauh negara-negara ini bersedia melampaui kepentingan sempit dan merangkul visi bersama untuk masa depan yang lebih adil. Ini adalah investasi jangka panjang dalam tatanan dunia yang lebih seimbang, di mana kekuatan tidak hanya ditentukan oleh ukuran ekonomi atau militer, tetapi juga oleh keadilan, solidaritas, dan rasa hormat bersama.

Membangun Tatanan Dunia yang Lebih Adil


Seruan Megawati Soekarnoputri untuk solidaritas Asia-Afrika-Amerika Latin adalah lebih dari sekadar harapan; ini adalah peta jalan menuju tatanan dunia yang lebih adil dan beradab. Di tengah gelombang ketidakpastian global, gagasan untuk memperkuat persatuan negara-negara di Selatan Global adalah sebuah strategi cerdas untuk menyeimbangkan kekuasaan, menuntut keadilan, dan bersama-sama membentuk masa depan yang lebih inklusif.

Tantangan memang besar, namun potensi keberhasilannya jauh lebih besar. Jika negara-negara ini mampu bersatu, bukan hanya akan mengubah nasib mereka sendiri, tetapi juga akan mengubah wajah dunia. Mereka akan membuktikan bahwa kekuatan sejati tidak terletak pada dominasi, tetapi pada kolaborasi dan semangat keadilan. Mari kita dukung dan saksikan bagaimana seruan ini beresonansi, menginspirasi, dan mungkin, benar-benar mengubah arah sejarah global. Bagikan artikel ini jika Anda percaya pada kekuatan solidaritas global untuk kebaikan bersama!

Comments

Integrate your provider (e.g., Disqus, Giscus) here.

Related articles

Tetap Terhubung dengan Kami!

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru, tips ahli, serta wawasan menarik langsung di kotak masuk email Anda.

Dengan berlangganan, Anda setuju dengan syarat dan ketentuan kami.