Beyond 'Merry Christmas': Mengungkap Pesan Liburan Kontroversial Donald Trump yang Menggemparkan Dunia Maya

Beyond 'Merry Christmas': Mengungkap Pesan Liburan Kontroversial Donald Trump yang Menggemparkan Dunia Maya

Donald Trump mengeluarkan pesan Natal yang sangat tidak konvensional melalui Truth Social, yang tidak hanya mengucapkan selamat Natal tetapi juga secara eksplisit menyerang "Radical Left, Marxists, Fascists, dan Biden Crime Family.

Ari Pratama Ari Pratama
Oct 25, 2025 9 min Read
Pengantar: Ketika Semangat Liburan Berhadapan dengan Realitas Politik yang Panas

Musim liburan seharusnya menjadi waktu untuk refleksi, kebersamaan, dan pesan-pesan damai. Dari kartu ucapan hingga media sosial, dunia biasanya dipenuhi dengan harapan baik dan kalimat-kalimat hangat seperti "Selamat Natal" atau "Selamat Tahun Baru." Namun, seperti yang sering terjadi dalam era politik modern, bahkan tradisi paling suci pun bisa menjadi panggung bagi pernyataan yang berani dan memicu perdebatan. Tahun ini, giliran Donald Trump yang kembali memecah keheningan liburan dengan pesan Natal yang tidak hanya tidak konvensional, tetapi juga sangat politis, memicu gelombang diskusi dan kontroversi di seluruh spektrum politik.

Alih-alih sekadar ucapan sederhana, mantan Presiden AS itu memilih untuk menyisipkan sindiran tajam dan tuduhan serius terhadap lawan-lawan politiknya. Pesan ini dengan cepat menyebar, menjadi perbincangan utama dan sekali lagi menunjukkan bagaimana politik AS telah merasuk ke setiap aspek kehidupan, bahkan di hari-hari yang seharusnya didedikasikan untuk persatuan. Artikel ini akan menyelami lebih dalam pesan Natal Trump, menganalisis dampaknya, dan mencoba memahami mengapa ia memilih jalur komunikasi yang begitu provokatif di tengah perayaan global.

Inti Pesan: Ucapan Natal yang Tak Lazim dan Penuh Kontroversi

Pada tanggal 25 Desember, Donald Trump merilis pesan Natal melalui platform media sosialnya, Truth Social, yang langsung menarik perhatian luas. Pesan tersebut berbunyi: "MERRY CHRISTMAS TO ALL, INCLUDING THE RADICAL LEFT, MARXISTS, FASCISTS, AND THE BIDEN CRIME FAMILY." Frasa terakhir ini, "Biden Crime Family," merujuk pada klaim tak berdasar yang sering diulanginya terhadap Presiden Joe Biden dan keluarganya.

Pesan ini jauh dari ucapan Natal konvensional yang biasanya diharapkan dari seorang mantan kepala negara, atau bahkan dari tokoh publik pada umumnya. Tradisi liburan sering kali mengutamakan persatuan, kasih sayang, dan toleransi, menghindari retorika yang memecah belah. Namun, Trump telah lama dikenal karena gaya komunikasinya yang tidak terduga dan sering kali provokatif, dan pesan Natal ini adalah contoh terbaru yang paling mencolok. Ia tampaknya tidak pernah melewatkan kesempatan untuk menyerang lawan politiknya, bahkan di hari suci.

Menganalisis Retorika: Mengapa Kata-kata Ini Begitu Memprovokasi?

Pemilihan kata-kata dalam pesan Trump sangatlah strategis dan memprovokasi. Mari kita bedah mengapa setiap frasa memiliki dampak yang signifikan:

"Radical Left": Istilah ini sering digunakan oleh kaum konservatif untuk menyiratkan ekstremisme dalam pandangan politik progresif, sering kali menyamakan pandangan liberal dengan ideologi yang merusak.
"Marxists": Label ini sangat bermuatan historis, merujuk pada ideologi komunisme dan sosialisme revolusioner. Di Amerika Serikat, istilah ini sering digunakan untuk mengasosiasikan lawan dengan sistem politik yang dianggap anti-Amerika atau tiranik.
"Fascists": Ironisnya, label ini adalah tuduhan yang sering dilemparkan oleh pihak kiri kepada Trump dan pendukungnya. Penggunaan oleh Trump di sini bisa jadi upaya untuk membalikkan narasi atau menyamakan lawan-lawannya dengan ekstremisme sayap kanan yang menindas.
"Biden Crime Family": Ini adalah tuduhan berulang yang tidak memiliki bukti kuat, namun terus digaungkan oleh Trump dan sekutunya. Tujuannya adalah untuk mendiskreditkan Presiden Biden dan keluarganya, menyiratkan korupsi dan kejahatan tanpa dasar faktual yang diverifikasi.

Dengan menyatukan label-label ini dalam satu kalimat ucapan Natal, Trump secara efektif mengubah momen persatuan menjadi arena pertarungan politik. Ini bukan hanya tentang menyampaikan pesan, tetapi tentang menegaskan kembali posisinya sebagai penantang utama dan penjaga nilai-nilai tertentu, bahkan di tengah hari raya.

Kontras dengan Tradisi: Mengapa Ini Berbeda?

Sepanjang sejarah, para pemimpin politik di seluruh dunia, terutama di negara-negara demokratis, cenderung menggunakan pesan liburan sebagai kesempatan untuk menyerukan persatuan, harapan, dan perdamaian. Mereka sering kali berusaha untuk melampaui garis partai dan berbicara kepada semua warga negara, terlepas dari afiliasi politik mereka. Contohnya, pesan Natal dari presiden-presiden sebelumnya atau bahkan pemimpin dunia lainnya, seringkali bernada inklusif dan non-partisan.

Pesan Trump ini secara fundamental menyimpang dari tradisi tersebut. Alih-alih merangkul audiens yang lebih luas, ia secara eksplisit menargetkan dan mengasingkan segmen tertentu dari populasi. Ini mencerminkan gaya politik "us vs. them" yang telah menjadi ciri khas politik Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir. Bagi para kritikus, pesan ini adalah bukti lebih lanjut dari retorika memecah belah yang digunakan Trump; bagi para pendukungnya, ini mungkin dilihat sebagai kejujuran yang menyegarkan dan keberanian untuk "berbicara kebenaran" bahkan di hari libur.

Reaksi dan Dampak: Menggemparkan Dunia Maya

Tidak mengherankan, pesan ini memicu beragam reaksi di media sosial dan platform berita. Ribuan komentar membanjiri unggahan Trump, dengan pendukung yang memujinya karena keberaniannya dan kritikus yang mengutuknya karena merusak semangat Natal.

Bagi Pendukung: Banyak yang melihat pesan ini sebagai representasi otentik dari suara mereka. Mereka menghargai Trump yang tidak gentar "melawan" apa yang mereka anggap sebagai ancaman terhadap nilai-nilai konservatif. Bagi mereka, ini bukan hanya ucapan Natal, tetapi deklarasi perlawanan.
Bagi Kritikus: Pesan tersebut dipandang sebagai bukti lebih lanjut dari karakter Trump yang memecah belah dan tidak layak menjadi pemimpin. Mereka berargumen bahwa ucapan Natal seharusnya tidak digunakan untuk menyerang lawan politik, dan bahwa hal itu merusak tatanan sipil dan norma-norma demokrasi.
Dampak Lebih Luas: Insiden ini sekali lagi menyoroti polarisasi yang mendalam dalam masyarakat AS. Bahkan pesan liburan, yang secara tradisional menjadi jeda dari hiruk pikuk politik, kini menjadi medan pertempuran ideologis. Ini memperkuat gagasan bahwa tidak ada ruang netral yang tersisa dalam iklim politik saat ini.

Pesan seperti ini juga berpotensi menjadi viral karena sifatnya yang kontroversial. Kontroversi secara inheren menarik perhatian, memicu diskusi, dan mendorong orang untuk berbagi pandangan mereka. Ini adalah salah satu cara Trump terus mendominasi siklus berita dan menjaga dirinya tetap relevan di mata publik.

Kesimpulan: Politik Tanpa Henti di Tengah Perayaan

Pesan Natal Donald Trump yang menyertakan "Radical Left, Marxists, Fascists, dan Biden Crime Family" adalah pengingat tajam bahwa bagi sebagian tokoh politik, garis antara politik dan kehidupan sehari-hari telah sepenuhnya kabur. Bahkan di tengah perayaan yang paling sakral sekalipun, pertarungan ideologis tidak pernah berhenti.

Gaya komunikasi ini, meskipun sering dikritik, jelas efektif dalam menjaga basis pendukungnya tetap termotivasi dan memastikan dirinya tetap menjadi pusat perhatian media. Ini memaksa kita untuk bertanya: apakah tradisi persatuan dan harapan di masa liburan kini harus tunduk pada realitas politik yang semakin terpolarisasi? Atau, apakah ini hanya sebagian kecil dari narasi yang lebih besar yang mencerminkan ketegangan mendalam di masyarakat?

Bagaimanapun Anda memandang pesan ini, satu hal yang pasti: Donald Trump sekali lagi berhasil memastikan bahwa namanya dan pandangannya tetap menjadi bagian tak terpisahkan dari percakapan publik, bahkan ketika Sinterklas sedang dalam perjalanan.

Apa pendapat Anda tentang pesan Natal yang tidak konvensional ini? Bagikan pandangan Anda di kolom komentar di bawah dan jangan lupa bagikan artikel ini jika Anda merasa pembahasan ini relevan!

Comments

Integrate your provider (e.g., Disqus, Giscus) here.

Related articles

Tetap Terhubung dengan Kami!

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru, tips ahli, serta wawasan menarik langsung di kotak masuk email Anda.

Dengan berlangganan, Anda setuju dengan syarat dan ketentuan kami.