Tanggung Jawab Sejarah: Mampukah Hamdan Zoelva Bangkitkan Kembali PPP atas Dorongan Syarikat Islam?

Tanggung Jawab Sejarah: Mampukah Hamdan Zoelva Bangkitkan Kembali PPP atas Dorongan Syarikat Islam?

Syarikat Islam mendorong mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, Hamdan Zoelva, untuk memimpin kebangkitan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), menyebutnya sebagai "tanggung jawab sejarah.

Ari Pratama Ari Pratama
Oct 25, 2025 9 min Read
Panggung politik Indonesia selalu menyajikan drama yang tak pernah sepi dari intrik, harapan, dan pergulatan ideologi. Di tengah dinamika tersebut, sebuah seruan monumental kembali bergema, menarik perhatian publik pada partai berlambang Ka’bah yang pernah menjadi raksasa: Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Kali ini, seruan itu datang dari organisasi Islam tertua dan paling berpengaruh di Indonesia, Syarikat Islam (SI), yang secara gamblang mendorong figur sekaliber Prof. Dr. Hamdan Zoelva untuk memimpin misi kebangkitan PPP. Lebih dari sekadar ajakan politik biasa, Syarikat Islam menunjuknya sebagai "tanggung jawab sejarah."

Ketika Sejarah Memanggil: Syarikat Islam dan Misi Kebangkitan PPP

Dorongan Syarikat Islam kepada Hamdan Zoelva bukanlah sekadar manuver politik sesaat, melainkan refleksi dari keprihatinan mendalam terhadap kondisi PPP yang kian tergerus di kancah perpolitikan nasional. PPP, yang lahir dari fusi partai-partai Islam pada era Orde Baru, memiliki sejarah panjang sebagai wadah aspirasi umat Islam. Namun, dalam beberapa pemilu terakhir, performa PPP menunjukkan tren penurunan yang mengkhawatirkan, bahkan terancam tidak lolos ambang batas parlemen.

Di sinilah peran Syarikat Islam menjadi krusial. Sebagai salah satu pilar pergerakan Islam di Indonesia sejak awal abad ke-20, SI memiliki ikatan emosional dan ideologis yang kuat dengan perkembangan politik Islam di negeri ini. Seruan "tanggung jawab sejarah" yang dialamatkan kepada Hamdan Zoelva bukanlah tanpa alasan. Hamdan Zoelva, mantan Ketua Mahkamah Konstitusi, dikenal memiliki rekam jejak yang mumpuni sebagai seorang cendekiawan hukum, politisi, dan tokoh Islam moderat. Reputasinya yang bersih, integritasnya, serta pemahamannya yang mendalam tentang konstitusi dan hukum, menjadikannya figur yang dipercaya mampu membawa angin segar bagi PPP.

Menjelajahi Jejak PPP: Dari Kejayaan Hingga Tantangan Terkini

Untuk memahami urgensi seruan Syarikat Islam, kita perlu melihat kembali perjalanan PPP. Lahir dari kebijakan fusi partai di tahun 1973, PPP menjadi satu-satunya partai Islam yang diizinkan beroperasi di masa Orde Baru. Meskipun harus beradaptasi dengan kebijakan pemerintah yang ketat, PPP berhasil menjadi kekuatan politik yang signifikan, mewakili suara umat Islam. Puncak kejayaannya mungkin terasa di awal era reformasi, di mana PPP sempat menjadi salah satu motor penggerak perubahan.

Namun, seiring berjalannya waktu, berbagai tantangan mulai menggerogoti partai ini. Konflik internal yang berkepanjangan, perpecahan faksi, ketidakmampuan untuk beradaptasi dengan perubahan preferensi pemilih, serta munculnya partai-partai berbasis Islam lainnya, menjadi penyebab utama kemerosotan elektoral PPP. Pemilu 2024 menjadi pertaruhan besar bagi kelangsungan PPP, mengingat ambang batas parlemen yang semakin tinggi menuntut strategi dan kepemimpinan yang luar biasa.

Hamdan Zoelva: Harapan di Tengah Badai?

Figur Hamdan Zoelva kini menjadi sorotan. Dengan latar belakang hukum yang kuat dan pengalaman memimpin lembaga tinggi negara sekelas Mahkamah Konstitusi, ia memiliki kapasitas intelektual dan manajerial yang jarang dimiliki politisi lain. Pertanyaannya, apakah modal ini cukup untuk membangkitkan partai yang tengah terpuruk?

1. Integritas dan Reputasi: Hamdan Zoelva dikenal sebagai tokoh yang berintegritas. Di tengah krisis kepercayaan publik terhadap partai politik, figur yang bersih dapat menjadi magnet bagi pemilih.
2. Kapasitas Intelektual: Pemahaman yang mendalam tentang tata negara dan hukum dapat membantu PPP merumuskan kebijakan yang relevan dan responsif terhadap isu-isu bangsa. Ia bisa menjadi arsitek ideologis yang kuat.
3. Kemampuan Komunikasi: Sebagai seorang akademisi dan mantan hakim, Hamdan Zoelva terbiasa menyampaikan gagasan secara lugas dan terstruktur, sebuah modal penting untuk menjangkau pemilih dari berbagai latar belakang.
4. Jejaring Luas: Pengalamannya di MK memberikannya jejaring yang luas di kalangan akademisi, praktisi hukum, hingga tokoh-tokoh nasional, yang bisa dimanfaatkan untuk membangun koalisi dan dukungan.

Namun, memimpin partai politik yang sedang berjuang memiliki tantangan tersendiri. Diperlukan kemampuan untuk menyatukan faksi-faksi yang berbeda, membangun mesin partai yang solid hingga ke akar rumput, serta merumuskan strategi komunikasi yang efektif untuk menarik pemilih muda dan rasional. PPP membutuhkan regenerasi kepemimpinan dan ideologi yang segar, bukan hanya sekadar nama besar.

Tanggung Jawab Sejarah: Lebih dari Sekadar Politik Praktis

Seruan Syarikat Islam sebagai "tanggung jawab sejarah" bukan hanya tentang memenangkan pemilu semata. Ini adalah panggilan untuk menjaga dan melanjutkan semangat pergerakan Islam yang moderat, inklusif, dan berkontribusi nyata bagi bangsa. Syarikat Islam, dengan sejarah panjangnya, melihat PPP sebagai salah satu instrumen penting untuk mewujudkan cita-cita keadilan sosial dan kesejahteraan umat yang berlandaskan nilai-nilai Islam dan kebangsaan.

Tanggung jawab ini berarti:
* Merawat Ukhuwah Islamiyah: Mengatasi perpecahan di internal partai dan di antara organisasi Islam.
* Menghadirkan Solusi Konkret: Merumuskan platform politik yang menjawab persoalan rakyat, bukan hanya retorika.
* Adaptasi dengan Era Digital: Memanfaatkan teknologi untuk menjangkau pemilih muda dan menyampaikan pesan secara efektif.
* Membangun Kader Unggul: Melakukan regenerasi kepemimpinan yang berbasis kompetensi dan integritas.

Jika Hamdan Zoelva menerima estafet kepemimpinan ini, ia tidak hanya akan berhadapan dengan mesin partai yang perlu dihidupkan kembali, tetapi juga ekspektasi besar dari umat dan sejarah pergerakan Islam di Indonesia.

Kesimpulan: Menanti Arah Baru PPP

Dorongan Syarikat Islam kepada Hamdan Zoelva untuk memimpin kebangkitan PPP adalah peristiwa signifikan yang patut dicermati. Ini menunjukkan bahwa organisasi-organisasi akar rumput masih memegang peranan penting dalam mengarahkan perjalanan politik di Indonesia, terutama bagi partai-partai berbasis massa. Apakah Hamdan Zoelva akan mengambil amanah ini? Jika iya, tantangan yang menantinya tidaklah ringan, namun peluang untuk mengukir sejarah baru juga terbuka lebar.

Masa depan PPP, dan mungkin juga masa depan perpolitikan Islam moderat di Indonesia, kini bergantung pada keputusan dan langkah-langkah strategis yang akan diambil. Ini bukan hanya tentang menyelamatkan sebuah partai, melainkan tentang menjaga relevansi sebuah ideologi dan peran historis di tengah perubahan zaman. Mari kita saksikan bersama, apakah "tanggung jawab sejarah" ini akan melahirkan era kebangkitan baru bagi PPP. Bagikan pendapat Anda di kolom komentar, apa strategi terbaik yang bisa ditempuh PPP untuk kembali berjaya?

Comments

Integrate your provider (e.g., Disqus, Giscus) here.

Related articles

Tetap Terhubung dengan Kami!

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru, tips ahli, serta wawasan menarik langsung di kotak masuk email Anda.

Dengan berlangganan, Anda setuju dengan syarat dan ketentuan kami.