SKANDAL TERKUAK: Jump Trading Digugat Atas Manipulasi Pasar Kripto dalam Tragedi Terra-LUNA

SKANDAL TERKUAK: Jump Trading Digugat Atas Manipulasi Pasar Kripto dalam Tragedi Terra-LUNA

Administrator kebangkrutan beberapa perusahaan kripto, termasuk Voyager Digital dan Three Arrows Capital, telah menggugat Jump Trading, menuduh perusahaan tersebut melakukan manipulasi pasar dan memperoleh keuntungan ilegal dari keruntuhan TerraUSD (UST) dan LUNA pada Mei 2022.

Ari Pratama Ari Pratama
Oct 25, 2025 9 min Read
Dalam dunia kripto yang sering kali bergejolak, tidak ada drama yang lebih besar daripada kebangkrutan perusahaan raksasa dan upaya untuk mencari keadilan di tengah reruntuhan. Kali ini, sorotan tertuju pada Jump Trading, salah satu perusahaan perdagangan kripto terbesar dan paling berpengaruh, yang kini harus menghadapi gugatan serius. Administrator kebangkrutan beberapa perusahaan kripto yang runtuh, termasuk Voyager Digital dan Three Arrows Capital (3AC), telah menyeret Jump Trading ke meja hijau, menuduhnya melakukan manipulasi pasar dan memperoleh keuntungan ilegal dari salah satu episode paling gelap dalam sejarah kripto: keruntuhan TerraUSD (UST) dan LUNA.

Ini bukan sekadar kasus hukum biasa; ini adalah pertarungan besar yang dapat membentuk kembali lanskap regulasi kripto dan menetapkan preseden penting tentang akuntabilitas di pasar digital. Bagi investor yang kehilangan segalanya dalam keruntuhan UST-LUNA, gugatan ini menawarkan secercah harapan untuk pemulihan, sekaligus membuka tabir praktik-praktik tersembunyi yang mungkin telah memperparah krisis.

Mengapa Jump Trading Diseret ke Meja Hijau? Tuduhan Manipulasi dan Keuntungan Ilegal

Gugatan yang diajukan oleh Adam Stein-Sapir, administrator kebangkrutan yang ditunjuk untuk mengawasi aset Voyager Digital dan lainnya, menuding Jump Trading telah mengambil keuntungan besar secara tidak adil melalui skema manipulasi pasar yang rumit. Inti dari tuduhan ini adalah klaim bahwa Jump Trading terlibat dalam praktik perdagangan yang manipulatif, termasuk "wash trading" dan "spoofing," yang dirancang untuk menciptakan ilusi volume perdagangan dan harga yang menyesatkan.

Menurut gugatan tersebut, Jump Trading diduga mengetahui kerapuhan dan potensi keruntuhan UST jauh sebelum publik. Lebih jauh lagi, mereka dituduh sengaja memanipulasi pasar untuk mempercepat keruntuhan tersebut atau setidaknya mengambil keuntungan dari situasi yang mereka tahu akan terjadi. Ini termasuk dugaan menerima token LUNA dengan diskon besar sebagai imbalan atas upaya "menyelamatkan" UST yang gagal, hanya untuk kemudian menjual token tersebut dan meraup keuntungan fantastis saat pasar kolaps.

Kilas Balik Tragedi Terra-LUNA: Gempa yang Mengguncang Pasar Kripto

Untuk memahami skala tuduhan ini, kita perlu kembali ke Mei 2022, ketika pasar kripto diguncang oleh salah satu peristiwa paling traumatis dalam sejarahnya. TerraUSD (UST), sebuah stablecoin algoritmik yang seharusnya selalu bernilai $1, tiba-tiba kehilangan patokannya, jatuh bebas hingga hampir nol. Keruntuhan UST ini memicu efek domino yang menghancurkan terhadap token saudaranya, LUNA, yang nilainya anjlok dari lebih dari $80 menjadi kurang dari satu sen dalam hitungan hari.

Tragedi ini memusnahkan puluhan miliar dolar kekayaan investor dan menjadi katalisator bagi serangkaian kebangkrutan besar di industri kripto, termasuk Three Arrows Capital (3AC), Voyager Digital, dan Celsius Network. Jutaan investor ritel dan institusi merasakan dampak pahitnya, kehilangan tabungan hidup dan investasi mereka.

Peran Kontroversial Jump Trading dalam Momen Krusial

Gugatan tersebut secara spesifik menyoroti dugaan peran Jump Trading dalam narasi keruntuhan UST/LUNA. Dikatakan bahwa pada pertengahan 2021, ketika UST pertama kali goyah, Jump Trading dilaporkan memperoleh sekitar 61 juta token LUNA dari Terraform Labs (perusahaan di balik Terra) dengan harga diskon yang sangat murah, yaitu $0,30 per token, jauh di bawah harga pasar saat itu. Kesepakatan ini terjadi dengan janji Jump Trading untuk membantu memulihkan patokan UST.

Namun, alih-alih benar-benar menstabilkan UST dalam jangka panjang, gugatan tersebut mengklaim bahwa Jump Trading menggunakan kesempatan ini untuk memanipulasi harga LUNA, menciptakan kesan permintaan yang sehat, sambil secara diam-diam melepaskan sebagian besar LUNA diskon mereka ke pasar. Ketika UST akhirnya runtuh secara permanen pada Mei 2022, Jump Trading diduga telah menjual sisa kepemilikan LUNA mereka, menghasilkan keuntungan ratusan juta dolar sementara investor lain menderita kerugian besar. Tuduhan "wash trading" dan "spoofing" yang disebutkan dalam gugatan tersebut mengacu pada teknik ilegal yang digunakan untuk memanipulasi volume dan harga, menciptakan kesan aktivitas pasar yang palsu.

Dampak dan Implikasi Lebih Luas: Sebuah Peringatan untuk Industri Kripto

Gugatan terhadap Jump Trading ini memiliki implikasi yang jauh lebih luas daripada sekadar pemulihan dana bagi korban kebangkrutan. Ini mengirimkan pesan keras kepada seluruh industri kripto: bahwa praktik perdagangan yang tidak etis dan manipulatif tidak akan ditoleransi, dan bahwa pelaku akan dimintai pertanggungjawaban.

Kasus ini dapat menjadi salah satu yang paling signifikan dalam sejarah litigasi kripto, berpotensi membuka jalan bagi gelombang gugatan serupa terhadap perusahaan-perusahaan yang dituduh mengambil keuntungan dari pasar yang tidak transparan. Ini juga akan menguji sejauh mana pengadilan dapat menerapkan undang-undang sekuritas tradisional dan undang-undang anti-manipulasi pasar ke pasar aset digital yang kompleks dan seringkali tidak diatur.

Mencari Keadilan di Tengah Reruntuhan Kripto

Bagi Adam Stein-Sapir dan administrator lainnya, tujuan utama adalah untuk mengumpulkan kembali aset sebanyak mungkin untuk dibagikan kepada para kreditor dan investor yang dirugikan oleh kebangkrutan Voyager Digital dan perusahaan lainnya. Gugatan ini adalah bagian dari upaya agresif untuk memulihkan dana yang hilang, mengejar siapa pun yang diduga berkontribusi pada kerugian tersebut. Ini bukan hanya tentang hukuman, tetapi juga tentang keadilan bagi ribuan individu dan entitas yang kehilangan segalanya.

Masa Depan Kripto: Transparansi atau Manipulasi Berlanjut?

Gugatan terhadap Jump Trading adalah pengingat yang tajam tentang tantangan yang masih dihadapi oleh pasar kripto. Sementara banyak yang melihat kripto sebagai masa depan keuangan, insiden seperti keruntuhan Terra-LUNA dan tuduhan manipulasi yang menyertainya menyoroti perlunya regulasi yang lebih kuat, transparansi yang lebih besar, dan akuntabilitas yang lebih ketat.

Kasus ini mungkin menjadi titik balik, mendorong regulator untuk lebih aktif dalam mengawasi praktik perdagangan kripto dan melindungi investor dari skema manipulasi. Ini juga bisa menjadi pelajaran berharga bagi perusahaan kripto untuk beroperasi dengan integritas dan transparansi yang lebih tinggi. Pertanyaan besarnya adalah: apakah kasus ini akan membuka jalan menuju pasar kripto yang lebih adil dan transparan, ataukah praktik manipulatif akan terus bersembunyi di balik kompleksitas teknologi? Waktu yang akan menjawab, tetapi satu hal yang pasti: pertempuran hukum ini akan diawasi ketat oleh seluruh dunia.

Ini adalah cerita yang terus berkembang, dan dampaknya akan terasa di seluruh ekosistem kripto. Tetaplah terinformasi, karena apa yang terjadi selanjutnya bisa mengubah wajah keuangan digital selamanya.

Comments

Integrate your provider (e.g., Disqus, Giscus) here.

Related articles

Tetap Terhubung dengan Kami!

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru, tips ahli, serta wawasan menarik langsung di kotak masuk email Anda.

Dengan berlangganan, Anda setuju dengan syarat dan ketentuan kami.