Skandal Pajak Orang Kaya: Mampukah Biden Akhiri 'Carried Interest' dan Kumpulkan Miliaran?

Skandal Pajak Orang Kaya: Mampukah Biden Akhiri 'Carried Interest' dan Kumpulkan Miliaran?

Pemerintahan Biden kembali menargetkan celah pajak 'Carried Interest' yang memungkinkan manajer dana lindung nilai dan ekuitas swasta membayar tarif pajak yang lebih rendah atas kompensasi mereka.

Ari Pratama Ari Pratama
Oct 25, 2025 9 min Read
Pernahkah Anda bertanya-tanya mengapa sebagian kecil orang super kaya tampaknya membayar proporsi pajak yang lebih rendah dibandingkan dengan pendapatan mereka yang fantastis? Jawabannya sering kali tersembunyi dalam celah-celah sistem pajak yang kompleks, salah satunya adalah apa yang dikenal sebagai ‘Carried Interest’. Selama puluhan tahun, celah ini telah menjadi sorotan, menjadi simbol ketidakadilan pajak dan subjek perdebatan politik yang tak berkesudahan. Kini, pemerintahan Presiden Joe Biden kembali melancarkan serangan terhadap celah pajak ini, dengan ambisi besar untuk mengakhirinya dan mengalirkan miliaran dolar ke kas negara. Apakah upaya kali ini akan berhasil, atau akankah kekuatan lobi finansial kembali memenangkan pertarungan? Mari kita selami lebih dalam isu panas ini yang berpotensi mengubah wajah perpajakan bagi kaum elit.

Menguak Misteri 'Carried Interest': Loophole Pajak yang Menguntungkan Elit Keuangan



Di jantung perdebatan ini adalah konsep 'Carried Interest', sebuah istilah yang mungkin terdengar asing bagi sebagian besar orang, namun sangat familiar di kalangan manajer dana lindung nilai (hedge fund) dan eksekutif ekuitas swasta (private equity). Sederhananya, 'Carried Interest' adalah bagian dari keuntungan investasi yang diterima oleh manajer dana sebagai kompensasi atas pengelolaan investasi. Bukan sebagai gaji pokok atau bonus tahunan biasa, melainkan sebagai bagian dari keuntungan modal (capital gain) dari investasi yang berhasil.

Bagaimana "Carried Interest" Bekerja?



Bayangkan seorang manajer dana investasi yang mengelola uang para investor. Jika investasi tersebut menghasilkan keuntungan besar, manajer tersebut biasanya menerima persentase tertentu dari keuntungan tersebut—seringkali sekitar 20%. Nah, di sinilah letak ‘sihirnya’. Jika kompensasi ini dianggap sebagai gaji atau pendapatan biasa, maka akan dikenakan pajak penghasilan umum yang tarifnya bisa mencapai 37% untuk golongan pendapatan tertinggi. Namun, berkat celah 'Carried Interest', kompensasi ini dapat diperlakukan sebagai keuntungan modal jangka panjang, yang tarif pajaknya jauh lebih rendah, yaitu sekitar 20%—hampir setengahnya!

Kondisi ini berlaku jika aset investasi yang mendasari keuntungan tersebut ditahan selama lebih dari tiga tahun. Ini berarti, para manajer dana yang jenius dalam menghasilkan keuntungan bagi investor mereka, pada gilirannya, menikmati pengurangan beban pajak yang signifikan atas kompensasi yang mereka terima. Bagi mereka, ini adalah insentif yang adil untuk mengambil risiko dan menghasilkan kinerja terbaik. Bagi para kritikus, ini adalah subsidi terselubung bagi orang-orang super kaya, yang memperlebar jurang ketimpangan ekonomi dan sosial.

Ambisi Biden: Keadilan Pajak dan Pendapatan Negara



Administrasi Biden telah lama menyoroti isu ketidakadilan pajak sebagai salah satu pilar utama kebijakan ekonominya. Penutupan celah 'Carried Interest' ini bukan hanya sekadar upaya untuk menargetkan kaum super kaya, tetapi juga merupakan bagian dari strategi yang lebih luas untuk menciptakan sistem pajak yang lebih adil dan berkelanjutan. Presiden Biden dan timnya berpendapat bahwa tidak masuk akal jika seorang pekerja kantoran membayar tarif pajak yang lebih tinggi atas gajinya dibandingkan seorang manajer hedge fund yang menghasilkan jutaan dolar dari keuntungan investasi.

Potensi Pendapatan $63 Miliar: Untuk Siapa?



Pemerintahan Biden memperkirakan bahwa penutupan celah 'Carried Interest' ini dapat menghasilkan pendapatan tambahan sebesar $63 miliar (sekitar Rp 900 triliun dengan kurs Rp 15.000/USD) selama sepuluh tahun ke depan. Jumlah ini bukanlah angka yang kecil. Dana sebesar ini dapat dialokasikan untuk berbagai program publik vital, mulai dari peningkatan infrastruktur, pendidikan, layanan kesehatan, hingga pengurangan defisit anggaran negara. Ini adalah angka yang signifikan dan berpotensi memberikan dampak positif yang luas bagi masyarakat Amerika Serikat secara keseluruhan, bukan hanya bagi sebagian kecil elit finansial.

Upaya ini konsisten dengan janji kampanye Biden untuk memastikan bahwa "yang kaya membayar bagian mereka yang adil." Ini juga mencerminkan pandangan bahwa kemakmuran ekonomi harus dibagi lebih merata, dan bahwa sistem pajak seharusnya tidak memberikan keuntungan yang tidak semestinya kepada segelintir orang di puncak piramida ekonomi.

Pertarungan Politik yang Sengit: Lobbying dan Perlawanan



Meskipun tujuan Biden terdengar mulia, penutupan celah 'Carried Interest' bukanlah hal yang mudah. Sejarah mencatat bahwa upaya serupa di masa lalu, baik dari Partai Demokrat maupun Republik, selalu kandas di tengah jalan. Mengapa? Karena kekuatan lobi dari industri keuangan, khususnya dari perusahaan-perusahaan private equity dan hedge fund, sangatlah besar. Mereka memiliki sumber daya finansial yang melimpah untuk mempengaruhi pembuat kebijakan di Capitol Hill.

Lobbying intensif ini seringkali diiringi dengan argumen bahwa 'Carried Interest' adalah insentif penting yang mendorong investasi jangka panjang dan pengambilan risiko yang esensial bagi pertumbuhan ekonomi. Mereka berpendapat bahwa jika insentif ini dihapus, manajer dana akan kurang termotivasi untuk melakukan investasi berisiko tinggi yang menciptakan lapangan kerja dan inovasi. Mereka juga mengklaim bahwa perlakuan pajak seperti itu adalah praktik standar di industri investasi dan merupakan kompensasi yang wajar untuk nilai yang mereka ciptakan.

Argumen Pendukung vs. Penentang



Para penentang celah 'Carried Interest' berargumen bahwa ini adalah bentuk "subsidi pajak" bagi para profesional keuangan yang sudah kaya raya. Mereka mengklaim bahwa ini adalah "pendapatan dari kerja" (work income), bukan "pendapatan dari modal" (capital income), dan oleh karena itu harus dikenakan tarif pajak penghasilan biasa. Mereka menunjuk pada fakta bahwa manajer dana ini secara aktif mengelola investasi dan membuat keputusan strategis, yang jelas-jelas merupakan "pekerjaan" dan bukan sekadar "investor pasif".

Di sisi lain, para pendukung berkeras bahwa 'Carried Interest' adalah bentuk kemitraan antara manajer dan investor, di mana manajer mengambil risiko dan berbagi keuntungan layaknya pemilik bisnis, bukan karyawan. Mereka juga khawatir bahwa penutupan celah ini akan membuat AS kurang kompetitif sebagai pusat investasi global, mendorong modal dan talenta terbaik untuk pindah ke negara lain dengan rezim pajak yang lebih menguntungkan.

Masa Depan 'Carried Interest': Sebuah Pertarungan yang Belum Berakhir



Dengan mayoritas tipis di Kongres dan polarisasi politik yang mendalam, prospek keberhasilan Biden dalam menutup celah ini masih sangat tidak pasti. Partai Republik secara historis menentang kenaikan pajak dan cenderung mendukung kebijakan yang mempertahankan insentif investasi seperti 'Carried Interest'. Bahkan di dalam Partai Demokrat sendiri, mungkin ada beberapa faksi yang memiliki hubungan erat dengan industri keuangan atau yang khawatir tentang dampak ekonomi dari perubahan tersebut.

Meskipun demikian, semangat untuk menciptakan sistem pajak yang lebih adil semakin menguat di kalangan masyarakat. Tekanan publik untuk membuat orang kaya membayar bagian pajak yang adil terus meningkat, terutama di tengah kekhawatiran tentang inflasi dan biaya hidup yang tinggi. Ini mungkin memberikan dorongan yang dibutuhkan oleh pemerintahan Biden untuk mendorong agenda reformasi pajaknya.

Kesimpulan: Sebuah Langkah Menuju Keadilan atau Mimpi yang Mustahil?



Upaya pemerintahan Biden untuk menutup celah 'Carried Interest' adalah lebih dari sekadar perubahan teknis dalam kode pajak; ini adalah pertempuran ideologis tentang keadilan ekonomi, distribusi kekayaan, dan peran pemerintah dalam mengatur pasar. Jika berhasil, langkah ini tidak hanya akan mengisi kas negara dengan miliaran dolar, tetapi juga akan mengirimkan pesan kuat bahwa tidak ada satu pun kelompok, sekuat apa pun lobi mereka, yang berada di atas hukum pajak. Namun, mengingat sejarah perlawanan yang sengit, jalan menuju kemenangan bagi Biden dan para pendukung keadilan pajak akan panjang dan berliku.

Bagaimana menurut Anda? Apakah ini langkah yang tepat untuk menciptakan sistem pajak yang lebih adil, atau justru akan menghambat pertumbuhan ekonomi? Bagikan pandangan Anda di kolom komentar di bawah! Jangan lupa juga untuk membagikan artikel ini kepada teman dan keluarga agar diskusi ini semakin meluas.

Comments

Integrate your provider (e.g., Disqus, Giscus) here.

Related articles

Tetap Terhubung dengan Kami!

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru, tips ahli, serta wawasan menarik langsung di kotak masuk email Anda.

Dengan berlangganan, Anda setuju dengan syarat dan ketentuan kami.