Rhoma Irama Guncang DPR: Bisakah Raja Dangdut Wujudkan Kesejahteraan Seniman Indonesia?

Rhoma Irama Guncang DPR: Bisakah Raja Dangdut Wujudkan Kesejahteraan Seniman Indonesia?

Rhoma Irama, Ketua Umum PAMMI, bertemu dengan Baleg DPR RI untuk mendesak pemerintah agar hadir secara penuh dalam pengelolaan seni di Indonesia.

Ari Pratama Ari Pratama
Oct 25, 2025 9 min Read
Di panggung musik Indonesia, nama Rhoma Irama adalah legenda. Dijuluki "Raja Dangdut", karyanya telah membentuk identitas musik tanah air selama puluhan tahun. Namun, baru-baru ini, Rhoma Irama tak hanya beraksi di panggung musik, melainkan juga di panggung politik, membawa suara hati para seniman ke Gedung Parlemen. Pertemuannya dengan Badan Legislasi (Baleg) DPR RI menjadi sorotan, membawa harapan baru bagi pengelolaan seni dan kesejahteraan musisi di seluruh negeri. Ini bukan sekadar berita hiburan biasa, melainkan sebuah pertarungan penting untuk masa depan industri kreatif Indonesia.

Suara Sang Raja Dangdut Menggema di Gedung Parlemen

Pada sebuah rapat yang krusial, Rhoma Irama hadir bukan sebagai penghibur, melainkan sebagai Ketua Umum Persatuan Artis Musik Melayu Indonesia (PAMMI) yang gigih. Agendanya jelas: mendorong pemerintah untuk hadir secara penuh dan aktif dalam pengelolaan seni di Indonesia. Pesan utama yang ingin disampaikan oleh Rhoma Irama kepada Baleg DPR RI adalah desakan agar peran negara lebih terasa dalam ekosistem seni, dari regulasi hingga implementasi yang menyentuh langsung kehidupan para seniman.

Pertemuan ini bukanlah yang pertama, namun kali ini resonansinya terasa lebih kuat. Rhoma Irama, dengan pengalaman puluhan tahun di industri musik, memahami betul seluk-beluk permasalahan yang dihadapi seniman, terutama terkait hak cipta dan royalti. Ia menyuarakan aspirasi jutaan seniman yang kerap terpinggirkan, berjuang demi pengakuan dan perlindungan yang layak. Keterlibatan pemerintah secara "penuh" bukan berarti intervensi yang membatasi kreativitas, melainkan sebuah kehadiran yang memastikan keadilan, transparansi, dan keberlanjutan bagi seluruh pelaku seni. Ini adalah langkah maju yang signifikan, menunjukkan bahwa kepedulian terhadap seni dan seniman bukan hanya menjadi tanggung jawab komunitas, tetapi juga negara.

Jeritan Hati Seniman: Mengapa Pengelolaan Seni Perlu Pembenahan Total?

Masalah pengelolaan seni di Indonesia bukanlah hal baru. Sejak lama, para seniman menghadapi berbagai tantangan, mulai dari pembajakan karya yang merugikan, sistem royalti yang tidak transparan, hingga kurangnya perlindungan hukum yang memadai. Banyak musisi, terutama mereka yang berada di level menengah ke bawah, kesulitan mendapatkan hak-hak mereka secara adil. Mereka kerap terpaksa menerima bayaran di bawah standar atau bahkan tidak mendapatkan royalti sama sekali atas karya-karya yang telah mereka hasilkan dengan susah payah.

Sistem pengumpulan dan distribusi royalti yang ada saat ini seringkali dianggap kurang efektif dan tidak akuntabel. Banyak seniman merasa tidak mengetahui secara pasti berapa royalti yang seharusnya mereka terima dan bagaimana perhitungannya. Selain itu, dengan maraknya platform digital dan media sosial, perlindungan hak cipta menjadi semakin kompleks. Tanpa regulasi yang kuat dan pengawasan yang ketat dari pemerintah, karya-karya seniman rentan dieksploitasi tanpa kompensasi yang layak. Inilah yang menjadi dasar mengapa Rhoma Irama dengan lantang menyuarakan perlunya kehadiran pemerintah secara penuh. Ia percaya bahwa hanya dengan intervensi dan komitmen negara, masalah-masalah struktural ini dapat diatasi secara fundamental, menciptakan ekosistem yang lebih adil dan berkelanjutan bagi seluruh pekerja seni.

Harapan Besar untuk Industri Musik dan Kreatif Indonesia

Jika permintaan Rhoma Irama disambut baik dan diimplementasikan secara serius oleh pemerintah dan DPR, dampaknya bisa revolusioner bagi industri musik dan kreatif Indonesia. Kehadiran pemerintah secara penuh dapat diwujudkan melalui beberapa cara strategis:

1. Penguatan Regulasi Hak Cipta dan Royalti: Membuat undang-undang yang lebih kuat, jelas, dan adaptif terhadap perkembangan teknologi, serta memastikan penegakan hukum yang tegas terhadap pelanggaran hak cipta. Ini termasuk mekanisme yang transparan untuk penghitungan dan distribusi royalti, baik dari penggunaan fisik maupun digital.
2. Pembentukan Badan Pengelola Seni yang Efektif: Membangun lembaga atau badan negara yang secara khusus bertugas mengelola isu-isu seni dan budaya, termasuk pengumpulan dan penyaluran royalti, perlindungan seniman, serta pengembangan kapasitas.
3. Dukungan Pendidikan dan Pengembangan Seni: Mengintegrasikan pendidikan seni secara lebih mendalam dalam kurikulum nasional, serta memberikan dukungan finansial dan fasilitas untuk pelatihan dan pengembangan bakat seniman muda.
4. Promosi dan Internasionalisasi Karya: Membantu seniman Indonesia agar karyanya dikenal lebih luas, baik di tingkat nasional maupun internasional, melalui festival, pameran, dan program pertukaran budaya.
5. Pendanaan dan Insentif: Menyediakan skema pendanaan yang mudah diakses untuk proyek-proyek seni, serta insentif pajak bagi industri yang mendukung seniman dan karya lokal.

Dengan langkah-langkah ini, kita bisa membayangkan masa depan di mana seniman tidak lagi hidup dalam bayang-bayang ketidakpastian ekonomi. Mereka bisa fokus berkarya tanpa khawatir hak-hak mereka diabaikan, yang pada akhirnya akan mendorong lahirnya lebih banyak inovasi dan kreasi seni berkualitas tinggi.

Tantangan dan Jalan Panjang Menuju Perubahan

Tentu saja, mewujudkan visi Rhoma Irama bukanlah tugas yang mudah. Ada banyak tantangan di depan. Perubahan regulasi membutuhkan waktu, koordinasi antar kementerian dan lembaga yang kompleks, serta komitmen politik yang kuat. Selain itu, diperlukan pemahaman yang mendalam tentang dinamika industri kreatif yang terus berkembang, termasuk adaptasi terhadap teknologi baru dan perubahan pola konsumsi media oleh masyarakat.

Tidak hanya itu, perubahan juga harus melibatkan seluruh pemangku kepentingan: seniman itu sendiri, asosiasi profesi, pelaku industri (label rekaman, promotor, platform digital), hingga masyarakat umum sebagai penikmat seni. Edukasi tentang hak cipta dan pentingnya menghargai karya seniman harus terus digalakkan. Dialog yang konstruktif dan berkelanjutan antara pemerintah dan komunitas seni adalah kunci untuk menemukan solusi yang tepat dan berkelanjutan. Rhoma Irama telah membuka pintu diskusi, namun jalan menuju perubahan yang nyata masih panjang dan berliku.

Lebih dari Sekadar Musik: Dampak Luas Kebijakan Seni

Permasalahan yang diangkat oleh Rhoma Irama ini bukan hanya tentang musik dangdut atau genre tertentu, melainkan tentang seluruh ekosistem seni di Indonesia. Dari film, teater, tari, sastra, hingga seni rupa, semua sektor ini akan merasakan dampak positif dari kebijakan pengelolaan seni yang lebih baik. Industri kreatif adalah salah satu pilar ekonomi masa depan yang memiliki potensi besar untuk menciptakan lapangan kerja, meningkatkan pendapatan negara, dan mempromosikan citra positif Indonesia di kancah global.

Kebijakan seni yang holistik tidak hanya meningkatkan kesejahteraan seniman, tetapi juga memperkaya khazanah budaya bangsa. Ketika seniman merasa dihargai dan dilindungi, mereka akan lebih termotivasi untuk berkreasi, menghasilkan karya-karya yang mendidik, menghibur, dan menginspirasi. Ini akan memperkuat identitas nasional, menjaga warisan budaya, dan menumbuhkan rasa bangga terhadap keberagaman seni Indonesia.

Mewujudkan Mimpi Kesejahteraan Seniman: Peran Kita Semua

Langkah berani Rhoma Irama di DPR adalah sebuah panggilan untuk bertindak. Ini adalah momentum penting bagi pemerintah untuk menunjukkan komitmennya terhadap industri kreatif, dan bagi masyarakat untuk lebih menghargai karya seniman. Kesejahteraan seniman adalah cerminan dari penghargaan kita terhadap kreativitas dan kebudayaan.

Mungkinkah mimpi Raja Dangdut ini terwujud? Jawabannya ada di tangan kita semua. Mari kita terus mengawal proses ini, menyuarakan dukungan bagi para seniman, dan mendesak pemerintah untuk benar-benar hadir secara penuh dalam pengelolaan seni di Indonesia. Dengan dukungan kolektif, bukan tidak mungkin kita bisa membangun ekosistem seni yang adil, berkelanjutan, dan membanggakan bagi generasi mendatang. Bagikan artikel ini untuk menyebarkan kesadaran dan mari bersama-sama menjadi bagian dari perubahan positif ini!

Comments

Integrate your provider (e.g., Disqus, Giscus) here.

Related articles

Tetap Terhubung dengan Kami!

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru, tips ahli, serta wawasan menarik langsung di kotak masuk email Anda.

Dengan berlangganan, Anda setuju dengan syarat dan ketentuan kami.