Marsinah Pahlawan Nasional: Mengapa Usulan Fadli Zon Penting dan Menggugah Semangat Perjuangan?

Marsinah Pahlawan Nasional: Mengapa Usulan Fadli Zon Penting dan Menggugah Semangat Perjuangan?

Fadli Zon mengusulkan Marsinah, aktivis buruh yang dibunuh pada 1993, sebagai Pahlawan Nasional karena dinilai memenuhi syarat.

Ari Pratama Ari Pratama
Oct 25, 2025 9 min Read
Dalam lintasan sejarah Indonesia, nama Marsinah adalah gaung perlawanan, simbol keberanian, dan pengingat pilu akan perjuangan panjang buruh. Kisah tragisnya, yang berujung pada pembunuhan misterius pada tahun 1993, telah lama menjadi luka terbuka bagi keadilan di negeri ini. Kini, setelah puluhan tahun berlalu, nama Marsinah kembali mencuat dalam wacana publik, bukan hanya sebagai memori, tetapi sebagai calon Pahlawan Nasional. Usulan ini datang dari politisi senior, Fadli Zon, yang menyatakan bahwa Marsinah telah memenuhi semua syarat untuk menerima gelar kehormatan tertinggi dari negara.

Marsinah: Simbol Perlawanan Abadi Kaum Buruh

Marsinah bukan sekadar nama, melainkan personifikasi dari semangat perlawanan kaum buruh yang tak pernah padam. Kehidupannya yang singkat namun penuh makna telah mengukir jejak tak terhapuskan dalam sejarah perjuangan hak-hak pekerja di Indonesia.

Tragedi yang Mengguncang Bangsa



Lahir di Nganjuk, Jawa Timur, pada tahun 1969, Marsinah adalah seorang buruh pabrik arloji PT Catur Putra Surya (CPS) di Porong, Sidoarjo. Pada Mei 1993, ia menjadi salah satu motor penggerak aksi mogok buruh di pabrik tersebut. Tuntutannya sederhana namun fundamental: kenaikan upah sesuai standar, jaminan kesejahteraan, dan hak berserikat yang layak. Namun, perjuangan itu harus dibayar mahal. Setelah aktif dalam negosiasi dan memimpin rekan-rekannya, Marsinah menghilang secara misterius pada tanggal 5 Mei 1993. Tiga hari kemudian, jasadnya ditemukan di sebuah gubuk di Desa Jegong, Nganjuk, dalam kondisi yang sangat mengenaskan dengan tanda-tanda kekerasan brutal. Autopsi menunjukkan bahwa Marsinah mengalami penyiksaan sebelum meninggal dunia.

Kasus pembunuhan Marsinah hingga kini belum terungkap secara tuntas dan adil. Meskipun beberapa pihak sempat diadili, keadilan sejati bagi Marsinah dan keluarganya tak kunjung tiba. Dalang sebenarnya di balik pembunuhannya masih diselimuti misteri, meninggalkan rasa penasaran dan ketidakpuasan yang mendalam di benak banyak orang. Kisah tragis ini segera menyebar luas, mengguncang kesadaran publik dan menjadi sorotan internasional. Marsinah bukan hanya korban, melainkan juga martir yang perjuangannya menjadi bara api bagi gerakan buruh dan aktivisme hak asasi manusia di era Orde Baru yang represif.

Warisan Marsinah bagi Gerakan Buruh



Kematian Marsinah justru melahirkan warisan yang jauh lebih besar dari hidupnya. Ia menjadi ikon perlawanan terhadap penindasan dan ketidakadilan. Namanya diabadikan dalam berbagai peringatan hari buruh, demonstrasi, dan diskusi tentang hak-hak pekerja. Kisahnya menjadi inspirasi bagi banyak aktivis untuk terus menyuarakan keadilan, bahkan di tengah ancaman dan risiko. Marsinah mengingatkan kita bahwa hak-hak buruh adalah hak asasi manusia yang tidak boleh diinjak-injak, dan bahwa setiap individu berhak atas martabat dan keadilan dalam pekerjaannya. Pengorbanannya menjadi bukti nyata betapa berbahayanya menjadi pembela keadilan di masa-masa sulit, namun juga betapa pentingnya perjuangan tersebut.

Mengapa Fadli Zon Mengusulkan Gelar Pahlawan Nasional?

Usulan Fadli Zon untuk menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada Marsinah bukan sekadar pernyataan biasa. Ini adalah sebuah upaya untuk menarik kembali perhatian publik pada kasus yang terlupakan dan untuk memberikan pengakuan resmi atas kontribusi Marsinah bagi bangsa.

Kriteria Pahlawan Nasional dan Relevansi Marsinah



Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2009 tentang Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan, seorang Pahlawan Nasional adalah individu yang gugur atau meninggal dunia demi membela bangsa dan negara, atau yang semasa hidupnya melakukan perjuangan yang berdampak luas bagi kemajuan dan kemakmuran bangsa. Lebih lanjut, kriteria ini mencakup:
1. Pernah memimpin dan melakukan perjuangan bersenjata atau perjuangan politik/perjuangan lain untuk mencapai, merebut, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan serta mewujudkan persatuan dan kesatuan bangsa.
2. Tidak pernah menyerah pada musuh dalam perjuangan.
3. Melakukan pengabdian dan perjuangan yang berlangsung hampir sepanjang hidupnya atau melebihi tugas yang diembannya.
4. Melahirkan gagasan atau pemikiran besar yang dapat menunjang pembangunan bangsa dan negara.
5. Memiliki konsistensi jiwa dan semangat kebangsaan yang tinggi.
6. Melakukan perjuangan yang mempunyai jangkauan luas dan berdampak nasional.
7. Meninggal dunia bukan akibat bunuh diri, serta tidak pernah melakukan perbuatan tercela yang merugikan bangsa dan negara.

Jika menilik kriteria tersebut, Marsinah memang memiliki rekam jejak yang kuat. Perjuangannya membela hak buruh adalah bagian integral dari upaya mewujudkan keadilan sosial, yang merupakan salah satu cita-cita kemerdekaan Indonesia. Pengorbanan nyawanya adalah bukti konkret dari dedikasinya yang tak tergoyahkan. Dampak perjuangannya tidak hanya terbatas pada lingkungan pabrik, tetapi juga mengguncang kesadaran nasional akan pentingnya perlindungan hak asasi manusia dan keadilan bagi pekerja. Ia adalah simbol perlawanan terhadap penindasan yang sistematis, sebuah perjuangan yang relevan dengan upaya bangsa membangun masyarakat yang adil dan makmur.

Perspektif Politik dan Historis



Dari sudut pandang politik, usulan Fadli Zon dapat dilihat sebagai upaya untuk mendesak pemerintah agar mengakui kesalahan masa lalu dan memberikan penghormatan yang layak kepada para korban rezim otoriter. Ini adalah sebuah panggilan untuk rekonsiliasi dengan sejarah, terutama terkait pelanggaran hak asasi manusia di era Orde Baru. Secara historis, pengakuan terhadap Marsinah sebagai Pahlawan Nasional juga akan menjadi penanda penting bahwa negara tidak melupakan mereka yang berjuang dari "bawah", dari kalangan rakyat biasa, untuk menegakkan keadilan. Ini akan menegaskan kembali komitmen bangsa terhadap nilai-nilai demokrasi, hak asasi manusia, dan keadilan sosial yang seringkali menjadi pilar utama dalam pembangunan sebuah negara.

Jalan Menuju Gelar Pahlawan Nasional: Proses dan Tantangan

Proses pengusulan gelar Pahlawan Nasional tidaklah sederhana. Ada serangkaian tahapan yang harus dilalui, dan setiap tahapan memiliki tantangannya sendiri.

Mekanisme Pengusulan



Pengusulan gelar Pahlawan Nasional biasanya berasal dari masyarakat atau lembaga, yang kemudian diajukan kepada pemerintah daerah. Pemerintah daerah akan membentuk tim peneliti dan pengkaji yang bertugas mengumpulkan data dan fakta sejarah terkait calon. Setelah melalui verifikasi tingkat daerah, usulan akan disampaikan kepada Tim Peneliti dan Pengkaji Gelar Pusat (TP2GP) di tingkat nasional. TP2GP akan melakukan kajian mendalam dan memberikan rekomendasi kepada Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan (DGTK). Pada akhirnya, DGTK akan mengajukan rekomendasi kepada Presiden Republik Indonesia untuk penetapan melalui Keputusan Presiden.

Potensi Tantangan



Perjalanan Marsinah menuju gelar Pahlawan Nasional mungkin tidak mulus. Ada beberapa tantangan yang perlu dihadapi:
1. Sensitivitas Kasus: Mengingat kasus pembunuhan Marsinah yang belum tuntas dan masih menyisakan banyak pertanyaan, pengusulan ini bisa memicu kembali perdebatan dan kontroversi politik terkait peran negara atau pihak-pihak tertentu di masa lalu.
2. Konsensus Historis: Meskipun banyak yang mendukung, mungkin masih ada perbedaan pandangan mengenai narasi sejarah Marsinah dan dampak perjuangannya. Dibutuhkan konsensus yang kuat dari berbagai elemen masyarakat dan sejarawan.
3. Proses Verifikasi: Tim peneliti harus melakukan verifikasi yang ketat untuk memastikan semua kriteria terpenuhi tanpa keraguan, terutama terkait "ketiadaan perbuatan tercela" dan dampak "jangkauan luas dan nasional".

Lebih dari Sekadar Gelar: Refleksi Keadilan dan Hak Asasi Manusia

Terlepas dari apakah Marsinah akhirnya dianugerahi gelar Pahlawan Nasional atau tidak, diskusi mengenai usulan ini jauh lebih dari sekadar sebuah gelar. Ini adalah momen refleksi kolektif bagi bangsa Indonesia tentang sejauh mana kita telah melangkah dalam menegakkan keadilan dan hak asasi manusia. Ini adalah kesempatan untuk menengok kembali sejarah, mengakui luka masa lalu, dan belajar dari pengorbanan para pejuang.

Mengakui Marsinah sebagai Pahlawan Nasional berarti negara secara resmi mengakui bahwa perjuangan untuk hak-hak buruh adalah bagian integral dari perjuangan kemerdekaan dan pembangunan bangsa. Ini akan menjadi pesan kuat bahwa suara rakyat kecil, yang berani melawan penindasan demi keadilan, dihargai dan dihormati. Ini juga akan menjadi pengingat bagi generasi muda tentang pentingnya keberanian moral, integritas, dan semangat pantang menyerah dalam menghadapi tantangan zaman.

Kesimpulan

Usulan Fadli Zon untuk menjadikan Marsinah sebagai Pahlawan Nasional adalah sebuah inisiatif yang berani dan penting. Ini menghidupkan kembali diskusi tentang keadilan yang tertunda, hak asasi manusia, dan warisan perjuangan buruh di Indonesia. Kisah Marsinah adalah cerminan dari tantangan abadi dalam membangun masyarakat yang adil dan beradab. Memberikan gelar Pahlawan Nasional kepadanya bukan hanya akan memberikan penghormatan yang layak bagi seorang martir, tetapi juga akan memperkuat komitmen bangsa terhadap nilai-nilai keadilan sosial dan perlindungan hak asasi manusia bagi semua warga negara.

Bagaimana pendapat Anda? Apakah Marsinah layak menjadi Pahlawan Nasional? Apa makna yang akan dibawa oleh pengakuan ini bagi bangsa Indonesia? Bagikan pandangan Anda di kolom komentar dan mari bersama-sama merenungkan pentingnya perjuangan untuk keadilan di negeri ini.

Comments

Integrate your provider (e.g., Disqus, Giscus) here.

Related articles

Tetap Terhubung dengan Kami!

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru, tips ahli, serta wawasan menarik langsung di kotak masuk email Anda.

Dengan berlangganan, Anda setuju dengan syarat dan ketentuan kami.