Geger! Bos Raksasa Investasi VanEck Ancam Tinggalkan Bitcoin Jika Kuantum Berkuasa – Masa Depan Kripto Terancam?

Geger! Bos Raksasa Investasi VanEck Ancam Tinggalkan Bitcoin Jika Kuantum Berkuasa – Masa Depan Kripto Terancam?

Jan van Eck, CEO VanEck, menyatakan bahwa kemajuan komputasi kuantum bisa menjadi "penghancur tesis" bagi Bitcoin, dan VanEck mungkin akan keluar dari dunia kripto jika hal itu terjadi.

Ari Pratama Ari Pratama
Oct 25, 2025 9 min Read
Selamat datang di masa depan, di mana teknologi terus berpacu dan menciptakan kemungkinan tak terbatas. Namun, bagaimana jika kemajuan teknologi justru menjadi ancaman bagi fondasi keuangan digital yang kita kenal? Inilah pertanyaan yang menggantung di udara setelah pernyataan mengejutkan dari salah satu tokoh paling berpengaruh di dunia investasi.

Jan van Eck, CEO VanEck, raksasa manajemen aset global, baru-baru ini menyulut perdebatan panas di komunitas kripto. Ia secara terbuka menyatakan bahwa kemajuan signifikan dalam teknologi komputasi kuantum berpotensi menjadi "penghancur tesis" bagi Bitcoin, dan VanEck mungkin akan mempertimbangkan untuk keluar dari dunia kripto jika skenario itu terjadi. Pernyataan ini bukan sekadar bisikan, melainkan alarm keras dari salah satu pemain terbesar di pasar keuangan. Apa artinya ini bagi Bitcoin, aset digital yang kerap disebut sebagai "emas digital"? Dan seberapa realistiskah ancaman dari komputasi kuantum ini?

Ancaman Tak Terlihat: Ketika Teknologi Kuantum Menghantui Bitcoin



Untuk memahami kekhawatiran Jan van Eck, kita perlu menyelami dunia komputasi kuantum. Bayangkan sebuah komputer yang tidak hanya bisa memproses data dalam bit 0 atau 1, tetapi juga dalam superposisi (kombinasi keduanya secara bersamaan) melalui apa yang disebut "qubit". Kekuatan komputasi yang luar biasa ini berpotensi memecahkan masalah yang saat ini mustahil dipecahkan oleh komputer klasik, bahkan yang paling canggih sekalipun.

Salah satu target utama dari kekuatan kuantum ini adalah kriptografi, ilmu yang mendasari keamanan digital. Bitcoin, seperti sebagian besar sistem keamanan digital modern, bergantung pada kriptografi kunci publik. Ini adalah sistem yang menggunakan dua kunci: satu publik (untuk menerima dana) dan satu pribadi (untuk mengeluarkan dana). Kemampuan komputasi kuantum, secara teoritis, dapat memecahkan algoritma enkripsi yang kompleks ini dengan kecepatan yang tak terbayangkan. Jika ini terjadi, kunci pribadi yang melindungi aset Bitcoin miliaran dolar bisa terungkap, membuka pintu bagi pencurian massal.

Van Eck menyoroti bahwa jika komputasi kuantum mencapai titik di mana ia dapat menembus enkripsi Bitcoin, "tesis tentang apa itu Bitcoin pada dasarnya akan rusak," karena keamanan adalah inti dari nilai Bitcoin. Ini bukan sekadar masalah teknis; ini adalah ancaman fundamental terhadap kepercayaan dan stabilitas seluruh ekosistem kripto.

Sinyal Bahaya dari VanEck: Sebuah Peringatan atau Prediksi?



Pernyataan Jan van Eck bukanlah omongan kosong. VanEck adalah pemain kunci yang telah berjuang keras untuk menghadirkan produk investasi Bitcoin ke pasar arus utama, termasuk ETF Bitcoin spot yang baru-baru ini disetujui di Amerika Serikat. Kehadiran mereka memberi legitimasi besar bagi Bitcoin di mata investor institusional. Ketika seorang pemimpin dari institusi sebesar VanEck menyuarakan kekhawatiran sebesar ini, pasar wajib untuk mendengarkan.

Pernyataan "kami akan keluar dari ruang ini" adalah indikasi betapa seriusnya mereka memandang potensi ancaman ini. Ini menunjukkan bahwa meskipun mereka adalah pendukung setia Bitcoin, ada garis merah keamanan yang tidak bisa ditawar. Bagi investor, pernyataan ini menimbulkan pertanyaan penting: Seberapa jauh kita harus mempertimbangkan risiko kuantum ini dalam strategi investasi Bitcoin jangka panjang? Apakah ini saatnya untuk mulai memikirkan diversifikasi ke aset yang resistan terhadap kuantum, jika ada?

#### Apa Implikasi Pernyataan Ini bagi Investor?

Pernyataan Van Eck kemungkinan akan memicu dua respons. Pertama, mungkin akan ada gelombang "FUD" (Fear, Uncertainty, and Doubt) di kalangan investor ritel yang kurang memahami nuansa teknologi. Ini bisa menyebabkan volatilitas jangka pendek. Kedua, dan yang lebih penting, ini akan mendorong diskusi dan penelitian lebih lanjut tentang ketahanan Bitcoin terhadap serangan kuantum, baik di kalangan akademisi, pengembang, maupun institusi keuangan. Bagi investor cerdas, ini adalah panggilan untuk edukasi dan pemahaman yang lebih dalam, bukan untuk panik.

Melampaui Ketakutan: Bagaimana Komunitas Kripto Bersiap Menghadapi Era Kuantum?



Meskipun ancaman komputasi kuantum terdengar menakutkan, penting untuk diingat bahwa komunitas blockchain tidak tinggal diam. Mereka telah menyadari potensi risiko ini selama bertahun-tahun dan secara aktif bekerja pada solusi yang dikenal sebagai "kriptografi pasca-kuantum" (post-quantum cryptography - PQC).

PQC adalah bidang penelitian yang berupaya mengembangkan algoritma enkripsi baru yang tahan terhadap serangan dari komputer kuantum. Beberapa proyek blockchain sudah mulai bereksperimen dengan algoritma PQC, atau setidaknya merencanakan jalur migrasi di masa depan. Misalnya, jika ancaman kuantum menjadi nyata, Bitcoin dapat melakukan *hard fork* (pembaruan besar pada protokolnya) untuk mengadopsi algoritma kriptografi yang lebih kuat. Ini menunjukkan adaptabilitas dan resiliensi inheren dari jaringan terdesentralisasi.

#### Bitcoin vs. Kuantum: Siapa yang Akan Menang?

Pertanyaan "kapan" komputasi kuantum akan menjadi ancaman nyata adalah kuncinya. Sebagian besar ahli sepakat bahwa komputer kuantum yang cukup kuat untuk memecahkan enkripsi Bitcoin secara efisien masih beberapa dekade lagi. Ini memberi waktu yang cukup bagi komunitas pengembang untuk meneliti, menguji, dan mengimplementasikan solusi yang diperlukan.

Selain itu, Bitcoin bukan hanya tentang enkripsi. Ini adalah jaringan yang tersebar luas, desentralisasi, dan terus berkembang. Bahkan jika satu aspek teknis terancam, kemampuan jaringan untuk beradaptasi dan berkembang seringkali diremehkan. Sejarah Bitcoin dipenuhi dengan berbagai tantangan dan ancaman yang berhasil diatasi melalui inovasi dan konsensus komunitas.

Pandangan Jangka Panjang: Apakah Bitcoin Benar-benar Rentan?



Pernyataan Jan van Eck adalah pengingat penting bahwa tidak ada teknologi yang kebal terhadap evolusi dan tantangan. Namun, ini juga merupakan cerminan dari pendekatan berhati-hati yang harus dimiliki oleh para pelaku pasar institusional. Mereka harus mempertimbangkan semua skenario, bahkan yang paling ekstrem sekalipun.

Pada intinya, tesis Bitcoin melampaui sekadar algoritma enkripsi. Ini tentang desentralisasi, kelangkaan, resistensi sensor, dan kemampuan untuk menjadi sistem moneter alternatif yang independen dari kontrol pemerintah. Bahkan jika tantangan kriptografi kuantum menuntut pembaruan besar, nilai inti Bitcoin kemungkinan akan tetap ada.

Ini adalah perdebatan yang sehat dan diperlukan. Ini mendorong inovasi, meningkatkan kesadaran akan risiko, dan pada akhirnya, membuat ekosistem kripto menjadi lebih kuat dan lebih tangguh. Mungkin, alih-alih menjadi "penghancur tesis", komputasi kuantum justru akan mendorong "evolusi tesis" Bitcoin, menjadikannya semakin relevan di era digital yang selalu berubah.

Apa pendapat Anda tentang ancaman komputasi kuantum terhadap Bitcoin? Apakah ini hanya "FUD" baru ataukah kekhawatiran yang sah yang perlu kita perhatikan? Bagikan pandangan Anda di kolom komentar di bawah!

Comments

Integrate your provider (e.g., Disqus, Giscus) here.

Related articles

Tetap Terhubung dengan Kami!

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru, tips ahli, serta wawasan menarik langsung di kotak masuk email Anda.

Dengan berlangganan, Anda setuju dengan syarat dan ketentuan kami.