Alarm dari Goldman Sachs: Mengapa CEO David Solomon Mengaku Sulit Lakukan Deal M&A Baru?

Alarm dari Goldman Sachs: Mengapa CEO David Solomon Mengaku Sulit Lakukan Deal M&A Baru?

CEO Goldman Sachs, David Solomon, menyatakan sangat sulit untuk menyelesaikan deal Merger & Akuisisi (M&A) baru.

Ari Pratama Ari Pratama
Oct 25, 2025 9 min Read

Alarm dari Goldman Sachs: Mengapa CEO David Solomon Mengaku Sulit Lakukan Deal M&A Baru?


Dunia keuangan global seringkali bergerak dalam siklus, namun ada kalanya pernyataan dari tokoh kunci bisa menjadi penanda titik balik. Baru-baru ini, CEO Goldman Sachs, David Solomon, sebuah nama yang identik dengan mega-deal dan transaksi finansial kelas kakap, melontarkan sebuah pengakuan yang cukup mencengangkan: bahwa "sangat sulit" untuk menyelesaikan deal Merger & Akuisisi (M&A) baru saat ini. Pernyataan ini bukan sekadar keluhan biasa dari seorang eksekutif. Ini adalah alarm. Dari institusi yang merupakan salah satu arsitek terbesar di balik setiap akuisisi atau merger perusahaan penting, pengakuan ini menggema dan memicu pertanyaan: apa yang sebenarnya terjadi di balik layar pasar M&A global?



Pernyataan Solomon menyoroti realitas pahit yang dihadapi banyak korporasi dan investor di seluruh dunia. Pasar M&A, yang selama bertahun-tahun menjadi motor pertumbuhan dan konsolidasi industri, kini menghadapi tantangan yang tidak bisa diabaikan. Untuk memahami implikasi penuh dari pengakuan ini, kita perlu menyelami lebih dalam faktor-faktor yang menghambat roda transaksi M&A dan bagaimana hal ini bisa membentuk lanskap bisnis di masa depan.



Mengurai Pernyataan Sang Maestro Keuangan: Apa Maksud "Sangat Sulit"?


Goldman Sachs bukan hanya pemain biasa di ranah keuangan; mereka adalah raksasa. Keterlibatan mereka dalam M&A mencakup spektrum yang luas, mulai dari konsultasi strategis hingga penjaminan emisi dan pembiayaan. Oleh karena itu, ketika pemimpin tertinggi mereka menyatakan adanya kesulitan signifikan dalam menuntaskan deal M&A, ini berarti hambatan yang dihadapi bersifat fundamental dan meluas. "Sangat sulit" menyiratkan lebih dari sekadar tantangan negosiasi yang lazim. Ini menunjuk pada kondisi pasar yang tidak kondusif, di mana faktor-faktor eksternal dan internal secara kolektif merintangi proses yang biasanya merupakan keahlian utama mereka.



Pernyataan David Solomon bisa diartikan sebagai cerminan dari peningkatan biaya modal, ketidakpastian ekonomi yang merajalela, dan perbedaan ekspektasi valuasi antara pembeli dan penjual. Dalam lingkungan seperti ini, perusahaan menjadi lebih berhati-hati dalam mengambil keputusan strategis yang berisiko tinggi seperti akuisisi, sementara investor juga menuntut pengembalian yang lebih tinggi untuk risiko yang mereka ambil.



Faktor-Faktor di Balik Kemacetan Pasar M&A


Ada beberapa pilar utama yang menopang pasar M&A. Ketika pilar-pilar ini goyah, seluruh struktur transaksi menjadi tidak stabil. Berikut adalah beberapa faktor kunci yang berkontribusi pada pernyataan Solomon:



Suku Bunga Tinggi dan Biaya Pembiayaan


Salah satu penyebab paling signifikan adalah kenaikan suku bunga global yang agresif oleh bank sentral, terutama Federal Reserve AS. Suku bunga yang lebih tinggi secara langsung meningkatkan biaya pinjaman, yang merupakan komponen krusial dalam pembiayaan sebagian besar akuisisi. Ketika biaya utang membengkak, potensi pengembalian investasi (ROI) dari sebuah akuisisi menurun secara drastis, membuat deal yang tadinya menarik menjadi kurang menguntungkan. Perusahaan menjadi enggan mengambil utang besar untuk membiayai akuisisi, dan investor ekuitas swasta yang sangat bergantung pada leverage juga menghadapi tekanan besar.



Ketidakpastian Ekonomi Global


Ekonomi global saat ini sedang berada dalam kondisi yang tidak menentu. Inflasi yang persisten, risiko resesi di berbagai negara maju, ketegangan geopolitik (perang di Ukraina, konflik di Timur Tengah), dan fluktuasi harga komoditas menciptakan lingkungan yang penuh ketidakpastian. Dalam situasi seperti ini, perusahaan cenderung mengadopsi sikap "wait and see", menunda keputusan investasi besar termasuk M&A, sampai ada kejelasan prospek ekonomi di masa depan. Perusahaan ingin menjaga likuiditas dan mengurangi risiko di tengah ketidakpastian yang membayangi.



Kesenjangan Valuasi (Valuation Gap)


Ini adalah salah satu hambatan terbesar. Selama periode pasar bullish, valuasi perusahaan melambung tinggi. Kini, meskipun kondisi ekonomi berubah, banyak penjual masih berpegang pada valuasi puncak tersebut. Di sisi lain, pembeli, yang menghadapi biaya modal lebih tinggi dan prospek ekonomi yang lebih suram, bersikap lebih konservatif dalam penilaian mereka. Kesenjangan yang lebar antara harga yang diinginkan penjual dan harga yang bersedia dibayar pembeli menciptakan kebuntuan, sehingga banyak deal gagal mencapai kesepakatan.



Regulasi dan Antimonopoli yang Lebih Ketat


Pemerintah dan badan regulasi di seluruh dunia semakin memperketat pengawasan terhadap merger dan akuisisi, terutama yang melibatkan pemain besar atau berpotensi menciptakan monopoli. Kekhawatiran antimonopoli telah menggagalkan beberapa deal besar dalam beberapa tahun terakhir. Proses persetujuan regulasi menjadi lebih panjang, lebih mahal, dan kurang pasti, menambahkan lapisan risiko yang signifikan bagi perusahaan yang berencana untuk merger atau akuisisi.



Dampak Pernyataan David Solomon terhadap Pasar dan Investor


Pengakuan dari seorang pimpinan seperti David Solomon memiliki dampak riak yang signifikan. Pertama, ini menjadi sinyal kuat bagi seluruh pasar bahwa aktivitas M&A kemungkinan akan tetap lesu dalam waktu dekat. Bagi perusahaan yang mengandalkan akuisisi sebagai strategi pertumbuhan, mereka mungkin perlu mempertimbangkan kembali rencana mereka. Bagi investor, terutama di sektor private equity dan investment banking, ini berarti tekanan lebih lanjut pada kinerja dan strategi investasi mereka.



Pernyataan ini juga bisa mempengaruhi sentimen investor secara keseluruhan, menandakan bahwa "era uang mudah" dan valuasi tinggi mungkin telah berakhir, setidaknya untuk sementara. Ini mendorong para pelaku pasar untuk lebih berhati-hati, melakukan due diligence yang lebih mendalam, dan menuntut margin keamanan yang lebih besar dalam setiap transaksi.



Prospek M&A ke Depan: Menunggu Titik Balik?


Meskipun kondisi saat ini menantang, pasar M&A bersifat siklis. Titik balik biasanya datang ketika faktor-faktor penghambat mulai mereda. Penurunan inflasi yang stabil, pemangkasan suku bunga oleh bank sentral, dan kejelasan prospek ekonomi yang lebih baik akan menjadi katalisator bagi pemulihan aktivitas M&A.



Mungkin kita akan melihat pergeseran fokus. Deal M&A di masa depan mungkin lebih banyak didorong oleh kebutuhan strategis untuk efisiensi dan sinergi, bukan sekadar pertumbuhan top-line. Akuisisi aset yang tertekan (distressed M&A) atau divestasi aset non-inti juga bisa menjadi tren yang berkembang. Perusahaan mungkin juga mencari merger horizontal atau vertikal yang lebih "defensif" untuk memperkuat posisi pasar mereka di tengah persaingan yang ketat.



Kesimpulan


Pernyataan David Solomon dari Goldman Sachs adalah pengingat penting bahwa pasar keuangan global terus beradaptasi dengan realitas ekonomi yang selalu berubah. Kondisi "sangat sulit" untuk deal M&A baru adalah cerminan dari tekanan makroekonomi, suku bunga tinggi, dan kesenjangan valuasi yang perlu diatasi sebelum aktivitas kembali normal. Meskipun tantangan ini nyata, sejarah menunjukkan bahwa pasar M&A selalu menemukan cara untuk bangkit dan beradaptasi. Bagi perusahaan dan investor, ini adalah saat untuk lebih strategis, berhati-hati, dan bersiap menghadapi perubahan lanskap bisnis yang mungkin berlangsung dalam beberapa waktu ke depan.



Bagaimana menurut Anda? Apakah Anda melihat tanda-tanda pemulihan di pasar M&A, ataukah tantangan ini akan bertahan lebih lama? Bagikan pandangan Anda di kolom komentar!

Comments

Integrate your provider (e.g., Disqus, Giscus) here.

Related articles

Tetap Terhubung dengan Kami!

Berlangganan newsletter kami dan dapatkan informasi terbaru, tips ahli, serta wawasan menarik langsung di kotak masuk email Anda.

Dengan berlangganan, Anda setuju dengan syarat dan ketentuan kami.